• AUD/USD telah mencetak level tertinggi baru harian di atas 0,6880 karena PBoC mempertahankan status quo.
• Indeks Biaya Tenaga Kerja Australia yang lebih tinggi dapat menimbulkan lebih banyak masalah bagi RBA di masa mendatang.
• Bias naik untuk Indeks USD terlihat solid di tengah kecemasan di antara para pelaku pasar karena ketegangan geopolitik AS-Tiongkok.

Pasangan AUD/USD telah memperbarui level tertinggi hari ini di atas 0,6880 di sesi Asia karena People's Bank of China (PBoC) mempertahankan Suku Bunga Acuan (LPR) tidak berubah. LPR satu tahun tetap stabil di 3,65% dan LPR lima tahun tidak berubah di 4,30%.

PBoC diprakirakan akan mempertahankan status quo karena ekonomi Tiongkok berada di jalur pemulihan setelah mencabut kontrol karantina. Bloomberg melaporkan, Goldman Sachs melihat potensi Indeks MSCI Tiongkok mencapai 85 pada akhir 2023, meningkat sekitar 24% dari level saat ini karena pembukaan kembali ekonomi negara tersebut memberikan keuntungan rejeki nomplok bagi bisnis.

Perlu dicatat bahwa Australia adalah mitra dagang utama Tiongkok dan percepatan aktivitas ekonomi di Tiongkok akan mendukung Dolar Australia.

Untuk panduan lebih lanjut, Dolar Australia akan fokus pada rilis data Indeks Biaya Tenaga Kerja (Q4), yang akan dirilis pada hari Rabu. Data ekonomi ini terlihat pada 3,4% versus rilis sebelumnya 3,1% secara tahunan. Dan data kuartalan terlihat lebih rendah pada 0,7% dibandingkan rilis sebelumnya 1,0%. Kenaikan data biaya tenaga kerja dapat memperkuat peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Reserve Bank of Australia (RBA). Dana yang lebih tinggi yang dimiliki oleh rumah tangga akan menghasilkan lebih banyak belanja konsumen, yang dapat mempercepat Indeks Harga Konsumen (IHK) Australia lebih lanjut.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) sedang berusaha keras untuk stabil di atas rintangan 103,70. Bias naik untuk Indeks USD terlihat kuat di tengah kecemasan di antara para pelaku pasar karena ketegangan geopolitik AS-Tiongkok.